Skip to main content

Meraih Asa dengan ASA

Salah satu kemungkinan penyebab terhambatnya kehamilan adalah karena adanya antibodi calon ibu yang berlebih terhadap sperma pasangannya.

Layaknya alergi pada tubuh manusia, setiap orang akan memiliki akibat yang berbeda tergantung dari masing-masing individu. Tubuh perempuan yang memiliki antibodi yang berlebih terhadap sperma akan bereaksi terhadap protein sperma dan membuat sperma ditolak oleh tubuh calon ibu.


Saat sel sperma dianggap sebagai benda asing di dalam tubuh wanita, secara cepat reaksi pembentukan antibodi antisperma (ASA) dalam jumlah tinggi, mencegah sel sperma membuahi sel telur di dalam saluran telur sehingga terjadi penggumpalan-penggumpalan pada si sperma.

Saya melakukan pemeriksaan ASA karena sudah 2 kali keguguran, hasilnya 1:1024 dan dokter memberikan saran untuk langsung inseminasi. Padahal saya baca ada Paternal Leukocyte Immunization (PLI) untuk menurunkan kadar ASA. Penjelasan tentang PLI seperti di bawah ini : atau disini


Kini, dengan metoda yang disebut Paternal Leukocyte Immunization (PLI) dan teknologi yang memungkinkan pengukuran kadar ASA yaitu Husband’s Sperm Auto-aglutination Test (HSAaT), produksi ASA yang terlalu tinggi dapat “diobati” sehingga kadarnya dipertahankan dalam kisaran normal.

Sebenarnya, ada beberapa metoda pemeriksaan antibodi antisperma (ASA) yang pernah dilakukan di seluruh dunia, antara lain Kibrick (1952), Franklin dan Dukes (1964), dan Friberg (1974). Namun, ketiga metoda tersebut sudah tidak digunakan lagi karena dianggap kurang akurat.

Pada tahun 2002, dr. Indra G. Mansur, DHES, SpAnd., androlog dan imunolog dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, mengembangkan metoda baru yang dikenal dengan nama Husband’s Sperm Auto-aglutination Test (HSAaT). Prinsip metoda ini adalah melihat reaksi penggumpalan (autoaglutinasi) antara serum darah istri terhadap sperma suaminya sendiri. Reaksi penggumpalan yang terjadi menunjukkan ada antibodi yang diproduksi tubuh istri sebagai reaksi penolakan terhadap sel sperma suaminya.

Kini, masalah kadar ASA yang tinggi tersebut dapat ditangani dengan terapi sel darah putih suami yang sudah “diproses”, lalu disuntikkan ke dalam tubuh istri. Inilah yang disebut metoda PLI. Metoda ini termasuk imunoterapi seluler, dan bertujuan antara lain untuk:

1. Menurunkan kadar antibodi antisperma istri terhadap suami sehingga memungkinkan terjadinya proses pembuahan dan kehamilan.
2. Menekan aktivitas sel-sel yang bersifat sebagai “pembunuh alami” (natural killer cells) di dalam tubuh istri sehingga sel-sel sperma suami tidak dibunuh.
3. Menekan timbulnya reaksi autoimun pada tubuh calon ibu di awal proses kehamilan yang dapat menyebabkan keguguran berulang karena embrio dianggap sebagai benda asing yang ditolak tubuh calon ibu ibu.

ASA ini tidak menyerang janin tapi menyerang sperma, jadi hubungannya dengan keguguran, walo terjadi pembuahan tapi kemungkinan sperma yang membuahi kualitas sudah tidak bagus lagi, atau yang bagus2 sudah kena serangan antibodi dari tubuh si istri. Tapi ya belom tentu tidak bakal berhasil hamil normal atau misalnya bakal gagal insem.
sama kayak PCOS misalnya, ada PCOS emang bisa susah hamil, tapi tidak berarti gak bisa hamil.
So sama kayak si ASA ini, semuanya bergantung sama kualitas sperma juga.

Kadar ASA saya pertama kali diperiksa oleh Laboratorium Prodia adalah 1:1028, yang artinya ASA cukup tinggi tapi sesungguhnya masih dalam tahap aman kalau mau dilanjutkan dengan program hamil. Tapi karena di Banjarmasin tidak tersedia terapi PLI, saya cari informasi untuk PLI di Jakarta. Pilihannya ada 3, di RS Budhi Jaya, RS Sam Marie, dan RSIA Sayyidah. Saya pilih yang terakhir karena jadwalnya ada di Sabtu dan Minggu.

Pada kunjungan pertama saya, saya konsul dengan Prof Dr Indra G Masyur, Sp.And dan beliau menyayangkan kenapa tes ASA saya pertama kali di Prodia menggunakan sperma donor bukan dengan cara Husband's Sperm Auto-agglutination Test (HSAaT) yang menggunakan sperma suami. Karena kemungkinan hasil di prodia tidak valid, maka saya disarankan untuk tes ASA ulang di RSIA Sayyidah yang ternyata setelah keluar hasilnya kadar ASA saya 1 : 131072 yang artinya ASA sangat tinggi dan perlu minimal 3 kali PLI. Saya juga di tes alergi, Di Sayyidah, tes alergi dibedakan menjadi FRT (food respond test),penyebab alergi dari golongan makanan, serta NFRT, alergen yang tidak tergolong makanan. Pada NFRT, yang, dites, antara lain debu, tungau, serbuk sari berbagai tumbuhan, bulu berbagai binatang, dan lainnya. Kenapa penting menghindari allergen? karena jika tubuh kita terpapar allergen, sistem imun kita akan naik dan hal tersebut menyebabkan proses PLI tidak dapat optimal. Oya kadar ASA ini mirip perhitungan kode Binary/kelipatan, Normalnya ada di 1 : 64. Kadar 1 : 131.072 berarti ada 11 tingkat di atasnya. dan at least kadar ASA harus ada di 1 : 1028 untuk bisa program hamil, baik alami ataupun inseminasi.

Sampai saat ini ASA saya sudah turun sampai dengan kadar 1 : 16384, yang berarti ASA tinggi. Masih belum bisa program hamil, masih harus berjuang untuk PLI minimal 3 kali lagi. dan bolak balik Banjarmasin - Jakarta - Banjarmasin.

Tapi adakalanya saya berfikir, dulu saya paling takut sakit, takut jarum suntik, takut ke rumah sakit, tapi sekarang rasanya saya siap melewati tindakan medis apapun, suntik atau operasi sekalipun, asalkan saya bisa menjemput bayi saya yang dulu pernah hadir untuk hadir kembali ke dunia :)

Mungkin Tuhan membiarkan kita jatuh berkali kali agar kita tak lagi takut sakit.

More info about PLI :

RSIA Sayyidah Duren Sawit
Jl. Taman Malaka Selatan No.6. Pondok kelapa, jakarta timur, samping universitas darma persada.
no telp : (021) 86902950, 86902179, 86902175.8655179.fax : (021) 8649886

Hope this help.

Comments

Popular posts from this blog

Sedikit cerita tentang operasi Lasik

Apa itu lasik? Selengkapnya mungkin anda bisa buka www.rsmyap.com disitu anda bisa dengan lengkap mengetahui berbagai jenis tindakan lasik. Atau anda juga bisa googling kalo mau lebih lengkap. Intinya Lasik itu tindakan medis untuk mengurangi minus/plus/silinder pada mata.   Cita – cita Lasik sudah saya impikan sejak saya masih kuliah, kayanya pas saya SMA ni metode udah ada deh, tp belum banyak orang tau. Ya tapi secara harganya itu mehoong cyiinn.. ya ga ngebayang aja saya bisa punya uang segitu banyaknya. Beberapa tahun belakangan minus mata saya menjadi sangat tinggi, terakhir saya cek udah minus 10 aja yang kanan, yang kiri minus 8. Belum lagi silindernya, tapi lagi2 saya Cuma bisa mimpi untuk operasi   lasik. Sampe akhirnya orangtua saya dapet info tentang pengobatan alternatif yang pake bulu ayam yang bulunya uda diilangin (???) ya pokoknya tinggal batangnya doank deh.,tu benda dicelup2in ke air trus digosok2in ke kelopak bawah mata. Awalnya saya optimis karna banyak sak

Ikhtiar via IUI (Intra Urine Insemination)

Yakk kembali lagi di postingan yang membahas tentang TTC alias mencoba untuk hamidun tralala. Setelah 6 kali PLI di RSIA Sayyidah bulan Januari saatnya konsultasi ke obgyn langganan di RS Sari Mulia dr. Iwan Darma Putra Sp.OG KFER. (Baca :  Meraih Asa dengan ASA ) Setelah kita cerita panjang lebar sama beliau, beliau menyarankan untuk kita program hamil biasa dulu pake obat penyubur.Dalam hati sebenernya agak heran, bukannya di pertemuan terakhir beliau ga mau ditawar pokoknya harus inseminasi mengingat kadar ASA saya yang sangat tinggi, tapi pertimbangannya karna kita udah pernah hamil normal alami 2 kali. Ga ada salahnya dicoba pake penyubur dulu. Siklus berikutnya hari kedua mens mulai minum Femara, sehari dua biji. Sampe 5 hari. Di hari ke 9 saya USG ke dr. Iwan, dan telor saya udah 17 mm dengan ketebalan rahim 8mm. kata beliau respon saya pake Femara sangat bagus, dan insya Allah berhasil. Abis itu dikasih jadwal ‘bikin PR’ , nah ternyata di pertengahan Februari, pak sua